Jumat, 24 April 2009

KETELADANAN LEBIH KUAT DARI PERKATAAN ?



Yakobus 1:22




John Maxwell pernah berkata, bahwa jika anda ingin seseorang mengerjakan sesuatu maka anda harus terlebih dahulu mengerjakannya. Artinya ketika kita menyuruh seseorang melakukan sesuatu maka kita sendiri terlebih dahulu sudah melakukan sesuatu itu, jika tidak maka jangan kaget kalau orang tersebut tidak mau melakukannya atau mungkin melakukan tetapi dengan terpaksa. Banyak pasangan ingin merubah pasangannya hanya dengan perkataan saja, namun pasangannya tidak berubah malah balik menuntut supaya pasangannya yang harus terlebih dahulu berubah. Tuhan Yesus memberi teladan yang sangat luar biasa. Segala sesuatu yang Dia perintahkan kepada murid-murid-Nya terlebih dahulu Dia sudah lakukan. Tuhan pernah menyuruh murid-murid memberikan injil dengan mengutus mereka berdua-dua, sebelumnya Yesus sudah melakukannya. Tuhan Yesus pernah berkata bahwa kasihilah musuhmu, Yesus sudah melakukannya juga dengan tetap mengasihi tentara romawi yang menyiksa Yesus. Yakobus berkata "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Yakobus berkata bahwa jika kita hanya mendengar lalu mungkin kita perkatakan kepada orang lain padahal kita sendiri tidak melakukan, maka kita disebut penipu. Hati-hati dengan mengetahui banyak firman tetapi kita tidak melakukan, untuk direnungkan seberapa banyak firman Tuhan yang sudah saudara ketahui bahkan sudah hafal, tetapi seberapa besar firman itu sudah saudara lakukan.


Mari mulai hari ini kita belajar tidak hanya mendengar tetapi juga pelaku-pelaku Firman Tuhan. Jika kita menjadi pelaku firman Tuhan maka setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita akan menjadi punya kuasa. karena Tuhan menyertainya. Jika kita ingin mengubah pasangan kita maka yang harus kita lakukan dalah dengan hidup melakukan firman Tuhan.


Amin

Selasa, 21 April 2009

TUHANPUN BISA MARAH

Yeremia 15:1-4



Suatu hari Tuhan berkata kepada nabi Yeremia. "Sekalipun Musa dan Samuel berdiri di hadapan-Ku, hati-Ku tidak akan berbalik kepada bangsa ini. Usirlah mereka dari hadapan-Ku, biarlah mereka pergi!. Tuhan marah kepada bangsa Israel dikarenakan pemimpin israel waktu itu Manasye anak Hizkia mendirikan banyak patung dan menyembah kepada yang berhala. Tuhan sangat marah dan mendatangkan empat macam hukuman atas bangsa Israel. Sering kita berpikir bahwa Tuhan itu adalah kasih dan seumpama seorang kakek terhadap cucunya. Tuhan tidak akan marah karena Dia adalah kasih adanya. Satu sisi memang benar tetapi kita juga tidak boleh lupa bahwa Tuhan juga punya sifat pencemburu, artinya Tuhan tidak ingin diduakan. Itu sebabnya dalam hukum tarurat (keluaran 20) Tuhan sangat tegas dengan yang namanya penyembahan berhala. Tuhan berkata Jangan ada padamu ilah lain, jangan membuat bagimu patung, jangan menyembah atau beribadah kepadanya.

Pada zaman sekarang mungkin penyebahan berhala dalam arti memyembah patung sudah jarang kita temukan walaupun masih ada. Tetapi penyembahan berhala zaman sekarang tetap masih ada hanya saja bungkusnya sudah berubah atau diubah oleh siberhala itu. Mungkin kita harus memahami arti penyembahan berhala, penyembahan berhala adalah sesuatu yang kita jadikan sebagai tandingannya Tuhan. Kita lebih sering memperhatikan sesuatu itu atau hati kita condong kepadanya ketimbang Tuhan. sesuatu itu bisa saja maca-macam. Mungkin pacar, suami, istri, anak, mobil, hobby, dll.

Sabtu, 18 April 2009

YESUS SAYANG ORANG KUSTA



Lukas 17:11-19




Bagi orang Yahudi penyakit kusta adalah kutukan dari Tuhan. Itu sebabnya jika ada warga yang terkena kusta akan disingkirkan dari lingkungan masyarakat. Sebab menurut aturan agama Yahudi bahwa jika bersentuhan dengan orang kusta maka orang tersebut menjadi najis dan berdosa di mata Tuhan. Dalam kisah Lukas 17:11-19 terbukti Yesus bertemu dengan sepuluh orang kusta di pinggir kota Samaria dan Galilea. sepuluh orang kusta ini dibuang dan di tempatkan di perkampungan khusus jauh di luar kota Yerusalem. Namun Alkitab berkata "Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea." Yesus sengaja menyusuri dan mencari orang-orang yang di buang karena Yesus sayang dengan mereka.


Bagaimana dengan kita ? Adakah kita peduli dengan orang-orang yang terbuang ? Mungkin kita berkata di tempat saya tidak ada orang kusta. Memang yang ingin diajarkan Yesus lewat kisah ini bukan pada orang kustanya, tetapi kepedulian kita sebagai orang percaya terhadap orang-orang yang kurang beruntung yang ada di sekitar kita. Setiap hari ketika kita keluar rumah mungkin kita akan bertemu dengan mereka, bagaimana sikap kita ? Kepedulian tidak harus dengan memberi mereka uang, tetapi sapaan kita apalagi memberi kata-kata yang positif, penghargaan sangat mereka butuhkan.

Rabu, 15 April 2009

JANJI ALLAH


Yosua 21:45


Suatu hari saya pernah berjanji kepada anak saya Yehezkiel, umurnya sekitar 5 tahun akan membelikannya sebuah gitar. Tetapi entah kenapa karena kesibukan akhirnya saya lupa membelikan gitar tersebut. Setelah saya sampai di rumah, baru saja saya matikan mesin motor Yehezkiel sudah menuggu dan langsung menagih gitar yang saya janjikan. Saya agak kaget dan baru sadar akan janji saya. Sejenak saya berpikir mencari alasan mengapa tidak mebeli gitar yang anak saya rindukan, tetapi karena saya menatap wajahnya yang begitu berharap akhirnya tidak buang-buang waktu saya langsung pergi membelikan gitar yang saya janjikan. Setengah jam kemudian saya kembali dan membawa gitar yang Yehezkiel rindukan. Saya sangat senang melihat wajahnya begitu gembira.

Pengalaman ini memang cukup sederhana dan mungkin juga dialami oleh banyak orang. Tetapi bagi saya lewat kejadian ini saya sedang meberi teladan kepada anak saya tentang sebuah janji.

Sebagai orang yang percaya kita disebut anak-anak Allah dan Allah adalah Bapa kita. Sebagai anak adakah janji Allah yang kita pegang, adakah janji Allah yang sedang kita tunggu-tunggu. Mungkin kita berkata sampai kapan saya harus menunggu janji Tuhan dalam hidup saya toh sampai hari ini tidak ada yang digenapi. Allah tidak pernah ingkar janji dan Allah tidak terbatas dalam memenuhi janji-Nya. Firman Tuhan dalam KitabYosua 21:45 Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi.

Kembali kepada pengalaman saya sebagai ayah bagi Yehezkiel, saya bukanlah tipe ayah yang sempurna, saya banak kelemahan dan sangat terbatas, tetapi demi anak yang saya kasihi say berjuang untuk memenuhi janji saya. Tuhan jauh lebih sempurna, jauh lebih berkuasa, tidakkah Dia akan memenuhi janji-Nya pada kita anak-anak-Nya. Saya sangat yakin Allah sebagai Bapa kita tidak pernah lupa akan janji-Nya dan sanggup memenuhinya. Masalahnya adakah kita seperti Yehezkiel dalam mengharapkan janji Ayahnya. Yehezkiel percaya akan ayahnya, Yehezkiel tidak ragu pada ayahnya, Yehezkiel percaya penuh terhadap ayahnya.

Dalam menanti janji Allah kita harus seperti Yehezkiel, jangan ragu akan Bapa, percaya penuh akan Bapa, Berharap penuh kepada Bapa. Percayalah apa yang Allah janjikan semua akan digenapi. Amin

Senin, 13 April 2009

Keluarga Sebagai Sebuah Sistem


Kolose 3:18-25

Satu hari saya berkunjung ke sebuah keluarga di daerah Bekasi. Cukup memperihatinkan keadaan keluarga tersebut, ibu mengalami sakit karena kanker di otak, sementara dari empat anaknya 2 mengalami gangguan mental (skizofrenia), sedangkan suami berprofesi sebagai guru. pada waktu kunjungan saya yang pertama si ibu hanya banyak mengeluhkan tentang suaminya yang kurang memperhatikan dia, sedangkan dua anaknya yang sekizofrenia sering memukulinya, jujur saya waktu itu hanya bisa mendengar dan mendengar. Hampir 2 jam saya mendengar saja, setelah si ibu agak lega baru saya mulai bicara dan yang saya katakan bahwa, sebagai keluarga semua memang saling mempengaruhi. Artinya jika anak akahirnya harus menderita skizo maka tidak lepas dari peran ayah atau ibu, demikian juga jika suami tidak perhatian dengan istri maka istripun berpan demikian sebaliknya.
Paulus dengan sederhana menjelaskan bagaimana sebuah keluarga dapat berjalan dengan baik jika masing-masing anggota keluarga menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. seperti sebuah kenderaan bermotor jika satu bagian komponen tidak berfungsi maka perjalanan kenderaan tersebut akan terganggu, misalnya pada waktu jalan di malam hari sementara lampu mati, tentu kenderaan tidak bisa jalan kalauoun jalan akan tabrak sana dan tabrak sini. Paulus membagi peran masing-masing anggota keluarga: Suami mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaaat(tidak memperlakukan kasar), istri tunduk pada suami seperti jemaat tunduk pada Kristus, demikian juga anak harus menghormati ayah dan ibu dan ayah dan ibu harus mendidki nak dengan baik, memberikan kasih sayang. lebih jauh lagi Paulus menasihatkan bahwa dalam melakukan peran masing-masing anggota keluarga lekukanlah seolah-olah untuk Tuhan.

MANUSIA BARU



Kolose 3:5-17

Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi! Paulus mengawali dengan sebuah kalimat perintah yang tegas berkaitan dengan ciri manusia baru. Paulus ingin mejelaskan kepada Jemaat Kolose bahwa sebagai manusia baru, manusia yang telah mengalami penebusan Kristus maka segala sesuatu yang duniawi harus dimatikan. Lebih jauh Paulus menjelaskan tentang yang duniawi dalam ayat 5, yaitu: Percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan keserakahan, yang sama dengan peyembahan berhala.




Saya teringat dengan pengalaman seorang hamba Tuhan yang cukup senior, beliau sangat dihormati oleh semua staff yang melayani bersama dia, bahkan jemaat hampir-hampir hamba Tuhan ini diperlakukan seperti Tuhan, karena apa saja yang dikatakan hamba Tuhan ini sudah dianggab sebagai kata Tuhan. Tidak hanya sampai disitu, kekayaan juga cukup melimpah, bahkan sudah dapat dikategorikan sebagai konglomerat yang tersebunyi.




Namun sangat disayangkan hamba Tuhan ini jatuh kepada dosa percabulan, ternyata si hamba Tuhan ini ada main dengan seorang yang melayani Tuhan juga di gereja yang sama. Bahkan hubungan keduanya sudah sedemikian jauh sampai kepada mempunyai anak dari hasil hubungan mereka. kalau sudah begini keadaanya apa yang mau dikata, dikaitkan dengan pernyataan Paulus "matikan segala sesuatu yang duniawi" Memang untuk melakukan perintah itu bukanlah mudah, tetapi bukan juga berarti tidak bisa.




Mustahil memang jika dengan usaha sendiri kita ingin mematikan yang duniawi, satu-satunya yang bisa mematikan yang duniawi adalah yang rohani. Maka dari itu dengan kekuatan Roh Tuhanlah kita bisa mematikan yang duniawi, selama kita hidup pimpinan Roh maka yang duniawi akan kalah tetapi sebaliknya bila kita hidup diluar pimpinan Roh Allah maka yang duniawi akan menguasai hidup kita. Dan ciri utama manusia baru adalah mematikan semua yang duniawi. Sudahkah kita benar-benar manusia baru ?.

Sabtu, 11 April 2009




CARILAH PERKARA DIATAS


Kolose 2:16-23




Dalam nats ini Rasul Paulus mengingatkan Jemaat Kolose tentang arti hidup di dalam Kristus. Hal ini dikarenakan jemaat Kolose masih hidup dualisme, artinya satu sisi mereka percaya kepada Yesus sebagai Mesias yang menggenapi seluruh hukum taurat, tetapi di sisilain mereka juga masih terikat dengan tradisi-tradisi keagamaan mereka yang lama. Paulus menegaskan bahwa semua tradisi yang mereka lakukan dahulu hanyalah bayangan Kristus, artinya di dalam Kristus semua tradisi telah disempurnakan oleh Kristus, itu berarti nilai Kristus lebih tinggi dari semua tradisi. Bagaimana dengan keadaan kita hari ini ? Apakah kita sudah secara mutlak menjadikan Kristus adalah segalanya dalam hidup kita. Atau jangan-jangan kita masih seperti Jemaat Kolose. Kita masih tawar menawar, misalnya dalam memilih hari baik, atau angka-angka yang dikeramatkan, atau mencari kekayaan - kesembuhan kepada orang-orang pintar. Sebagai orang Kristen yang sudah sepenuhnya dalam Kristus tentu tidak melakukan hal itu kagi. Sebab semua ada dibawah kendali Kritus. Paulus mengingatkan bahwa semua yang kita cari atau kita lakukan sekalipun kelihatannya sangat baik tetapi kalau itu diluar Kristus adalah kita hidup untuk mencari kemuliaan dan memuaskan hidup duniawi. Di luar Kristus kita akan disibukkan untuk mencari perkara-perkara dunia untuk memuaskan manusia duniawi kita, sebaliknya di dalam Kristus kita akan disibukkan mencari perkara-perkara di atas untuk memuaskan manusia rohani kita. manusia duniawi akan binasa dengan segala keinginannya sebaliknya manusia rohani akan mengalami kemuliaan dan keabadian didalam Kristus. Amin