Senin, 13 April 2009

Keluarga Sebagai Sebuah Sistem


Kolose 3:18-25

Satu hari saya berkunjung ke sebuah keluarga di daerah Bekasi. Cukup memperihatinkan keadaan keluarga tersebut, ibu mengalami sakit karena kanker di otak, sementara dari empat anaknya 2 mengalami gangguan mental (skizofrenia), sedangkan suami berprofesi sebagai guru. pada waktu kunjungan saya yang pertama si ibu hanya banyak mengeluhkan tentang suaminya yang kurang memperhatikan dia, sedangkan dua anaknya yang sekizofrenia sering memukulinya, jujur saya waktu itu hanya bisa mendengar dan mendengar. Hampir 2 jam saya mendengar saja, setelah si ibu agak lega baru saya mulai bicara dan yang saya katakan bahwa, sebagai keluarga semua memang saling mempengaruhi. Artinya jika anak akahirnya harus menderita skizo maka tidak lepas dari peran ayah atau ibu, demikian juga jika suami tidak perhatian dengan istri maka istripun berpan demikian sebaliknya.
Paulus dengan sederhana menjelaskan bagaimana sebuah keluarga dapat berjalan dengan baik jika masing-masing anggota keluarga menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. seperti sebuah kenderaan bermotor jika satu bagian komponen tidak berfungsi maka perjalanan kenderaan tersebut akan terganggu, misalnya pada waktu jalan di malam hari sementara lampu mati, tentu kenderaan tidak bisa jalan kalauoun jalan akan tabrak sana dan tabrak sini. Paulus membagi peran masing-masing anggota keluarga: Suami mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaaat(tidak memperlakukan kasar), istri tunduk pada suami seperti jemaat tunduk pada Kristus, demikian juga anak harus menghormati ayah dan ibu dan ayah dan ibu harus mendidki nak dengan baik, memberikan kasih sayang. lebih jauh lagi Paulus menasihatkan bahwa dalam melakukan peran masing-masing anggota keluarga lekukanlah seolah-olah untuk Tuhan.

Tidak ada komentar: